Advertisement
Buleleng, Visinusantara.my.id -- Acara Melasti dengan Sakral yang unik di Desa Kubutambahan, mendapat atensi khusus Aparat TNI,Polri dari Polres hingga Polsek Kubutambahan,Dishub Buleleng, Pol PP,Pecalang, linmas mengerahkan kekuatan secara maksimal dalam pengamanan Melasti Krama Adat Kubutambahan.
Melasti Purnama kedasa dengan menurukan jumlah pelinggih Ida Batara 21 linggihan. Uniknya melasti Kamis 17/3/2022 para pengendara yang melewati wilayah adat Kubutambahan harus turun dari kendaraanya dan mematikan mesin sebagai rasa hormat kepada Ida Batara yang sungsung Krame Adat.
Polsek Kubutambahan memposisiskan personik di 23 titik, dari pasar Bungkulan sampai timur Pura Penyusuan.
Sebelum giat pengamanan dilakukan diatensi dengan pencerahan tentang tugas/Sasane fungsi Pecalang dan linmas dan berorientasi *Ngayah* agar pelaksanaan berjalan secara aman dan lancar.
Kapolres Buleleng AKBP Andrian P sangat antusias menyikapi pelaksanaan Melasti dengan kekuatan 100 org pers Kepolisian.
Polres Buleleng sangat menghargai Kearifan lokal yang berlaku di Bali, Adat istiadat yang berlaku manut Desa Kalapatra Dresta Mewacara, sehingga diharapamn bersama-sama bersinergi antara aparat keamanan bahu membahu untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang kurang diinginkan yang nanti bisa merusak tatanan Budaya dan Adat Istiadat di Desa Kubutambahan khususnya dan Budaya Sakral umat Hindu secara umum.
Kapolsek AKP Ketut Wisnaya seijin Kapolres Buleleng memaparkan kearifan lokal dari Budaya adat Kubutambahan.
"Secara umum kadan kala tidak dicemari oleh oknum atau segelintir orang yang ingin menodai Budaya Hindu yang sudah terkenal di dunia,
Tekhnik dan strategi, sinergitas pengamanan sangat ditentukan oleh para Pengelingsir masing-masing Pura.
"Jangan sampai ada Out Of Control yang berawal dari miras yang mengarah ketindakan kekerasan ada konsekuensi hukumnya, mohon Krame yg akan mengoggong serajeg duen Ida Batara agar selalu menahan emosi, penuh dengan kesabaran meskipun nantinya ada pengaruh gaib/mistis/Niskala namun kalau hati kita tenang yg didasari oleh Astiti Bakti, ketulusan Bakti, Astungkara godaan yang tidak baik dapat terhindar melalui niat/pikiran Ning Suci Nirmale dan Mangde preside Dewa Nyekale ring ragan irage sami,"ujar Kapolsek Kubutambahan.
Kesakralan dan keunikan budaya yang di memiliki sudah barang tentu dipertahankan berabad-abad, justru menimbulkan polemik sehingga mempengaruhi kredibilitas/kehormatan Adat Istiadat Desa Kubutambahan, "Masyarakat mohon bijak bersosmed karena menayangkan sebuah konten, yang maksud baik bisa merusak reputasi keamanan Desa Kubutambahan," papar AKP Wisnaya
Pelaksanaan Melasti berdampingan dengan merebaknya virus Pandemi, Kapolsek Wisnaya berharap masyarakat Kubutambahan mematuhi prokes ,
"Sebelumnya kita ingatkan masyarakat jangan lupa bahwa saat ini masih suasana Pandemi, patuhi anjuran prokes (3M), semoga setelah pelaksanaan Melasti tidak ada kluster baru dan kita sehat selalu atas Lindungan Ida Sanghyang Widhi Wasa,"terangnya.
Sejak awal pandemi aktivitas kerama dalam melaksanakan upacara adat terus tertunda dan harus di batasi.
Sisi lain Bendesa Adat Jro Pasek Warkadea disela-sela kesibukan tetap mengingatkan kerama patuhi prokes dan mejaga kesakralan adat Budaya Kubutambahan yang telah dilahirkan leluhur.
"Sudah kita wanti kerama untuk patuhi prokes dan menjaga budaya kita yang telah dilahirkan. Terkait dengan situasi bila mana terjadi kami Bendesa adat memohon maaf kepada pengguna jalan yang sedikit waktu perjalanannya terganggu. Dan astungkara tidak terjadi hal buruk saat Ida sesuhunan berjalan bersama kerama,"terang Jro Pasek Warkadea. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar