Advertisement
Landskap pembangunan Krematorium Desa Adat Banyuasri(Istimewa). |
VISI - Acara peletakan batu pertama Pembngunan krematorium di Desa Adat Banyuasri berlangsung Khidmat. Pembangunan ini sebagai upaya untuk bisa membantu warga atau krama yang akan melakukan upacara ngaben saat ini di Buleleng sudah banyak dibangun krematorium sebagai upaya untuk mempermudah dan membantu warga yang tidak mampu dalam pelaksanaan ngaben.
Acara peletakan batu pertama ini, dilaksanakan di Setra Adat Banyuasri pada Kamis, (14/10). Dihadiri juga oleh Kapolres Buleleng, Kodim 1609, PP Polri Daerah Bali, dan Pihak MDA Bali.
Untuk itu Yayasan Satya Darma Utama bekerjasama dengan Desa Adat Banyuasri membangun Rumah Duka dan Krematorium di Setra Adat Banyuasri yang didukung oleh krama Desa Adat Banyuasri.
Pembanguann ini dibuat sebagai peruntukannya dengan mengikuti Asta Bumi yang dibangun di Setra dan juga memberikan pemahaman kepada krama bahwa menejemen modern mengenai upacara ngaben.
Pihak yayasan mendapatkan CSR dari PT Telkom 2 buah inseminator yang akan dipasang di krematorium ini yang didukung pula dengan keterlibatan PKK dan para sarati dalam mempersiapkan sarana upacara yang ada di Buleleng ini untuk mambantu dalam proses upacara ngaben.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Panitia Pembangunan Rumah Duka dan Krematorium di Desa Adat Banyuasri, Gede Dawika Kamajaya, saat ditemui disela-sela kegiatan peletakan batu pertama pembangunan rumah duka dan krematorium di Setra Adat Desa Adat Banyuasri.
Sementara itu salah seorang penggagas rumah duka dan krematorium ini, Brigjen Pol (Purn) I Gede Atang Wiguna mengatakan, pihaknya sebagai pendampingan dalam proses pembangunan rumah duka dan krematorium ini sebagai upaya membantu warga dan krama yang akan nantinya.
Diketahui pembangunan krematorium ini, mendapatkan bantuan mesin inseminator seharga Rp 739 juta, serta mendapatkan bantuan dari pihak-pihak yang mendukung pembangunan rumah duka dan krematorium ini sebagai upaya membantu umat dalam rangka pelaksanaan ngaben dan yayasan ini tidak ada niat lainnya.
Pada kesempatan itu Klian Desa Adat Banyuasri Jro Nyoman Mangku Widiasa mengatakan pihaknya sangat mendukung pihak yayasan membangun rumah duka dan krematorium ini sebagai upaya untuk bisa membantu umat serta krama baik itu yang berasal dari Desa Adat Banyuasri maupun krama dari luar desa adat.
Hal ini juga berlaku dari luar buleleng mengingat di awig-awig itu tidak ada mengatakan untuk desa adat banyuasri saja dan tidak meninggalkan dresta, sima dan desa mawa cara serta tidak meninggalkan esensi dari makna upacara. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar